Konflik antara Iran dan Israel memasuki fase eskalasi baru yang berisiko membawa implikasi strategis jangka panjang bagi stabilitas kawasan Timur Tengah dan keamanan global secara keseluruhan. Ketegangan meningkat setelah dilaporkan adanya serangan militer terkoordinasi yang melibatkan Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas yang diduga terkait dengan program nuklir Iran.
Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memberikan dukungan militer terbuka terhadap Israel dalam aksi ini memicu kritik tajam dari berbagai pihak internasional. Langkah tersebut dinilai sebagai eskalasi yang dapat membawa Amerika Serikat kembali terlibat dalam konflik besar di kawasan yang sangat sensitif secara geopolitik.
Respons Diplomatik dan Seruan Gencatan Senjata
Sebagai respons atas perkembangan tersebut, tiga kekuatan dunia — Rusia, Tiongkok, dan Pakistan — secara resmi mengajukan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Resolusi tersebut menyerukan:
- Gencatan senjata segera dan tanpa syarat,
- Penghentian total semua bentuk permusuhan,
- Evaluasi ulang terhadap pendekatan militer dalam penyelesaian konflik nuklir di kawasan tersebut.
Sidang darurat Dewan Keamanan telah digelar pada Minggu malam (22/6/2025) waktu New York untuk membahas rancangan tersebut, dengan fokus utama pada upaya de-eskalasi serta pembentukan jalur diplomatik damai. The Guardian mencatat bahwa mayoritas anggota tetap DK PBB menunjukkan kekhawatiran serius terhadap potensi perluasan konflik ini menjadi konfrontasi regional atau bahkan global.

Dampak Strategis bagi Dunia Usaha dan Stabilitas Internasional
Bagi para pemimpin bisnis, diplomat, dan pengambil keputusan di sektor strategis, perkembangan ini menandai perlunya evaluasi ulang atas risiko geopolitik dalam rantai pasok global, keamanan energi, serta stabilitas pasar investasi internasional. Kawasan Timur Tengah adalah salah satu penghasil energi terbesar dunia, dan ketidakpastian di wilayah ini dapat berdampak langsung terhadap harga minyak, logistik global, dan sentimen pasar.
Perusahaan multinasional yang memiliki kepentingan atau operasi di wilayah tersebut perlu memantau perkembangan ini secara ketat, memperkuat manajemen risiko, serta mengaktifkan skenario darurat jika ketegangan terus meningkat.